Tunggu Aku di Pintu Surga

No: 065
Judul : Tunggu Aku di Pintu Surga
Pengarang: Gari Rakai Sambu
Penerbit: Mutiara Media
Tahun terbit : Desember 2011
Cetakan: Kesatu
Genre Buku: Fiksi Islami
Ukuran Buku: 14,5 x 21 cm, 192 hlm.
Desain Sampul: Destyan
ISBN-10: 979-878-147-3
Rating: 3/5

Sebetulnya saya ragu-ragu mau mereview buku ini, takut dibilang nggak tau diri. Soalnya penulis buku ini termasuk Kaskuser yg cukup aktif dan dia sudah bersedia memberikan bukunya sebagai hadiah SRC-2012. Ada 2 judul buku yg dikirimkan oleh penulis kepada saya salah satunya adalah buku Tunggu Aku di Pintu Surga. Mumpung bukunya nggak disegel dan penyerahan hadiah kepada juara SRC masih lama, ndak ada salahnya klo saya numpang baca πŸ˜€

Nasib Bariq, seorang wartawan harian ternama di kota Bandung berubah 180Β° setelah ia menuliskan praktik korupsi yg dilakukan Pak Hendarman, salah satu orang kuat di kota Bandung. Lho, bukankah seorang wartawan itu memang seharusnya menuliskan berita secara obyektif dan berimbang? Nggak salah dong Bariq. Memang bukan salah Bariq kok, salahnya adalah tulisan yg dibuat Bariq seharusnya tulisan pesanan untuk kepentingan pencitraan bukan malah membongkar borok Pak Hendarman yg kebetulan juga adalah sponsor utama harian tempat Bariq bekerja.

Bariq mendapat peringatan keras dari pemimpin redaksi, jika sekali lagi berulah karirnya tamat. Blacklist di semua media.

Pembicaraan di ruangan pimpinan redaki pagi tadi hanyalah awal dari serentetan musibah yg akan menimpa Bariq. Dalam perjalanan ke Balai Kota, Bariq tidak sengaja menabrak seorang pengemis yg biasa mangkal di depan kantornya. Pengemis tua dan renta yg tidak pernah ia perhatikan. Pengemis tua dan renta yg menggenggam rahasia kelam Bariq dan memaksanya menghadapi masa lalunya yg kelam. Bertemu kembali dengan musuh lamanya dan berjuang mati-matian menyelamatkan nyawa orang terkasihnya.

Hidup adalah pilihan membunuh atau dibunuh!

Akhirnya setelah 2 minggu pakum tidak produktif baca buku apapun, saya berhasil menyelesaikan buku ini. Memang bukunya tidak tebal hanya 192 hlm. tapi sebagai pemanasan awal tahun bolehlah.

Entah kenapa buku ini mengingatkan saya pada buku yg wajib dibaca jaman sekolah dulu. Desain sampulnya, pemilihan jenis & ukuran font serta ceritanya yg sederhana tapi memiliki pesan tersendiri. Agak-agak jadul dan Balai Pustaka sekali πŸ˜€

Meskipun alurnya maju mundur, saya tidak kesulitan mengikuti jalan ceritanya. Banyaknya tokoh dengan karakter yg beragam di dalam buku ini juga tidak bikin bingung karena tokoh-tokoh tersebut dimunculkan satu persatu dengan penjelasan yg cukup. Sayangnya saya kok merasa penulisnya ini sedikit terlalu kejam ya sama tokoh utamanya.