No: 016
Judul Asli: The Golem’s Eye
Penulis: Jonathan Stroud
Alih Bahasa: Poppy Damayanti Chusfani
Desain Sampul: –
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tgl Terbit: Cet. ke-3; November 2007
Ukuran: 624 hlm; 13,5 x 20 cm
Tgl beli: 08 Desember 2011, TM. Bookstore Poins Square
Rating: 3.5/5
Sinopsis (Spoiler Alert):
Mengambil setting waktu 2 tahun sesudah buku pertama usai, dimana Nathaniel yg tadinya bukan siapa-siapa sekarang telah menjadi asisten Menteri Dalam Negeri, Mr. Julius Tallow. Tugas Nath ato John Mandrake adalah mencari dan menghentikan sekelompok pemberontak yang dikenal dengan nama Resistance. Tak banyak informasi yg dimiliki mandrake kecuali tiga nama dari kelompok tersebut, yaitu: Kitty, Fred dan Stanley.
Resistence adalah sekelompok commoner yg memiliki kekebalan akan sihir. Mereka melakukan perlawanan terhadap para penyihir yg semakin kejam dengan mencuri artefak atau benda-benda sihir dan menggunakannya untuk melawan mereka.
Saat terjadi pengrusakan besar-besaran terhadap museum Picadilly, semua orang di dalam pemerintahan menduga kelompok Resistencelah pelakunya. Tekanan terhadap Mandrake makin bertambah, berbagai cara telah dicoba oleh Mandrake untuk menemukan kelompok tersebut tapi selalu menemui kegagalan. Akhirnya dengan sangat terpaksa Mandrake memanggil kembali Jin andalannya, Bartimaeus.
Catatankoe:
Ratingnya agak turun 1pt dari buku pertama ya… bukan… bukan karena jelek, tapi lebih karena porsi bartimaeus yg berkurang saja 😀
Buku kedua ini lebih banyak bercerita tentang Kitty, tentang masa lalunya, kebencian dia terhadap para penyihir dan bagaimana ia bisa terlibat dalam kelompok Resistence.
Buku #2 ini kok seperti meng-amini: siapapun, dimanapun dan kapanpun itu jika diberikan sedikit saja kelebihan harta dan kekuasaan pasti langsung lupa diri. Saling sikut sendiri, menindas dan memperbudak kaum yg lebih lemah. Sebuah buku yg bisa dijadikan contoh buat para pemimpin kita sebetulnya.
Kutipan Favorit: