Smash Cut (Dramatis)

No: 066
Judul : Smash Cut (Dramatis)
Pengarang: Sandra Brown
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 15 Maret 2012
Genre Buku: Fiksi – Thriller & Suspense
Ukuran Buku: –
Desain Sampul:
ISBN: 9789792281361
Rating: 4/5

Sandra Brown adalah salah satu penulis favorit saya. Banyak orang yg berpendapat miring soal SB, setiap mendengar namanya mereka selalu berfikir SB adalah Harlequin. Memang sih SB termasuk salah satu penulis Harlequin. Tapi jangan salah, buku-buku SB nggak hanya tentang kisah cinta yg dibumbui adegan hot. Banyak juga buku-buku SB yg bergenre Thriller & Suspense yg tak kalah menariknya. Pssttt… adegan hotnya tetep ada :D.

Jutawan Paul Wheeler tewas terbunuh di dalam lift, disaksikan oleh kekasihnya Julie Ruthledge dan beberapa orang lainnya. Tidak ada yg mempunyai dugaan siapa yg membunuh Paul, karena Paul dikenal sebagai orang yg baik. Namun Julie curiga, dalang dibalik pembunuhan ini adalah Creighton, keponakan Paul.

Pada beberapa kesempatan, Paul sempat mengungkapkan kekhawatirannya soal Creighton pada Julie. Meskipun alibi Creighton kuat dan bukti yg ada justru mengarah pada Julie. Julie bertekat untuk mengungkap aksi kejahatan Creighton dengan cara apapun, bahkan jika perlu ia akan menghancurkan karir Derek, pengacara handal yg disewa ayah Creighton untuk membela anaknya.

Berbeda dengan Paul dan ayah Creighton yg pekerja keras, Creighton adalah anak manja yg hidup bergelimang kemewahan dari orang tuanya. Satu hal yg disukai oleh Creighton adalah nonton film terutama film pembunuhan. Kecintaannya akan film ini membuat Creighton kehilangan orientasi dan sering mencampur adukkan antara kehidupan nyata dan adegan film. Sebuah skenario film yg sadis telah Creighton susun untuk menghadapi perlawanan Julie.

Mampukah Julie mengungkap kejahatan Creighton sekaligus menyelamatkan nyawanya sendiri? Atau justru Creighton dengan otaknya yg sedikit gila justru mampu meloloskan diri dari jeratan hukum?

Berbeda dengan buku-buku SB yg lain, kali ini siapa penjahatnya sudah diketahui dari awal. Meskipun demikian buku ini nggak lantas kehilangan gregetnya. Cukup menarik menyimak sepak terjang Julie untuk mengungkap kejahatan Creighton. Pembunuhan demi pembunuhan yg merupakan potongan adegan film cukup mencekam. Dengan alur cerita yg mengalir dengan lancar membuat saya tidak meletakkan buku ini sebelum selesai. Eh tapi emang klo baca buku SB saya selalu baca sampai habis sih :D.

Saya juga selalu berusaha menebak kira-kira adegan film apa yah yg sedang dilakonkan oleh Creighton. Sayangnya karena referensi saya yg terbatas saya cuma bisa nebak beberapa adegan film. Justru saat adegan film yg menjadi kunci kasus ini saya malah ngeblank… film apaan tuh. Padahal kesan yg saya tangkap dr reaksi Julie dan Derek film itu terkenal sekali lho.

Secara keseluruhan saya suka dengan buku ini, cukuplah mengobati kerinduan saya akan buku-buku SB. Tapinya ada satu hal yg saya rasakan cukup mengganggu, yaitu adegan Julie menjebak Derek di kabin pesawat. Entah kenapa kok saya merasa SB agak kurang smart & smooth kali ini ya. Seharusnya pendekatan Julie terhadap Derek bisalah dengan cara lain, toh kita sudah bisa menduga kemana larinya :D.

 Selain adegan diatas saya juga kurang begitu suka dengan covernya. Meskipun saya yakin desainer covernya berusaha menerjemahkan isi bukunya, yaitu potongan adegan film. Entah kenapa kok terasa maksa yah, palagi slide filmnya itu :(.

Coba bandingkan dengan cover keluaran Hodder Paperbacks disamping, lebih bagus kan. Sosok seorang perempuan yg tergolek lemah tak berdaya dengan sorot mata yg kosong. Entah mati entah masih hidup. Saya juga suka nuansa warna kuningnya yg menyirami tubuh sang perempuan, jadi lebih gimana ya… hmm… jadi lebih kuning gitu *plakkkkkkk*.

♥♥♥

Setelah Julie berjuang mati-matian berusaha membuktikan kejahatan Creighton, sekarang giliran saya untuk mencoba mengungkapkan siapa dalang dibalik bingkisan yg saya terima ini.

Seperti yg pernah saya ungkapkan sebelumnya, ada beberapa petunjuk yg telah saya peroleh. Sekarang tergantung pada otak saya cukup primakah untuk mengungkapnya.

Petunjuk tersebut adalah:
1. Pengirim: As Lond – Balikpapan
2. The Riddle: Jauh itu aku, namun dekat karena buku…
3. Surat perkenalan yg ditulis dengan rapi dalam tulisan perempuan.

Karena saya masih terbilang cupu di BBI saya mencoba ngubek2 data BBI dari sana saya mendapatkan 3 tersangka yaitu:
1. Muthia Faris
2. Made Melani
3. Matris Londa

Sebetulnya kecurigaan saya lebih berat kepada mbak Made Melani, karena selain tinggal di Balikpapan saya liat mbak Made juga sudah membaca buku ini. Tapi saat cross check ke daftar peserta Secret Santa 2012, enath mata saya yg siwer ato gimana, kok saya nggak nemu nama mbak Made ya… berarti dia ga ikut event ini dong 😦

Mbak Matris Londa, sempat menimbulkan kecurigaan saya karena di amplopnya tertulis nama pengirim As Lond – Balikpapan. Tapi dari daftar BBI mbak Matris ini tinggalnya nun jauh di Papua sana. Apakah ini jebakan? Mungkinkah mbak Matris nitip kirim sama saudaranya di Balikpapan. Tapi ada surat perkenalannya tuh? Masa iya didiktein?

Akhirnya saya memutuskan My Secret Santa adalah mbak Muthia Faris. Meskipun mbak Muthe sempet ngetwit klo dia bukan pengirimnya, saya tetep keukeuh kalau Santa saya adalah dia.

Kalau salah mohon dimaafkan, namanya juga detektif amatiran 😀

Rainwater

No: 025
Judul Asli: Rainwater
Penulis: Sandra Brown
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Desain Sampul: Satya Utama Jadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tgl Terbit: Cet. 1, April 2010
Ukuran:  336 hlm; 18 cm
Tgl beli: 12 April 2012, Garden Book Shop
Rating:  4/5

Semua orang (yg sering membaca karya Sandra Brown) bilang, “buku ini berbeda.” Itu saja… tanpa menambahkan keterangan sedikitpun. Cukup untuk membangkitkan rasa penasaran saya. Dan akhirnya malam ini saya (sambil mengerjapkan mata yg mulai berkaca-kaca) mengangguk setuju. Yah… buku ini memang berbeda.

Ella Barron, seorang single parent (saya lebih suka menyebutnya demikian ketimbang menggunakan kata janda) dari seorang anak penderita autisme bernama Solly terpaksa menyewakan kamar-kamar di rumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hidupnya yg selama ini berjalan dengan teratur sesuai dengan standar yg ditetapkannya sendiri, tiba-tiba berubah drastis saat ia memutuskan menerima pemondok baru, Mr. David Rainwater. Seorang pria dengan ketenangan yg mengagumkan, sopan dan penuh kelembutan hati. Kenyataan bahwa hidup Mr. Rainwater tak lama lagi mengusik ketenangan hati Ella. Sebuah rahasia yg hanya Ella dan Dr. Kincaid (saudara Mr. Rainwater) yg tahu.

Mengambil setting tahun 1943, di sebuah kota kecil di daerah Texas saat Amerika dilanda krisis ekonomi besar-besaran. Kelaparan terjadi dimana-mana dan kekeringan berkepanjangan memaksa pemerintah turun tangan dengan membeli sapi para peternak dengan harga murah, tapi hanya ternak sehat saja yg diambil sedangkan sisanya akan dimusnahkan.

Hancur hati para peternak melihat binatang ternak yg mereka piara dari kecil, bahkan tak sedikit yg mereka bantu dengan tangan mereka sendiri kelahirannya harus ditembak mati begitu saja. Tapi mereka terpaksa memilih jalan tersebut daripada harus menanggung kerugian yg lebih besar.

Sementara rakyat miskin yg kelaparan menunggu di tempat pembantaian dengan harapan bisa mengambil sisa-sisa daging sapi mati itu. Tapi selalu saja ada segelintir orang yg mengambil keuntungan dari penderitaan orang banyak. Mereka menghalau orang-orang miskin tersebut supaya tidak mengambil sisa-sisa daging sapi mati tersebut. Hal ini pun segera memicu pergolakan yg melibatkan rakyat miskin dan warga minoritas berkulit hitam dengan pemerintah setempat yg sewenang-wenang.

Tokoh Mr. Rainwater berhasil melebur dengan situasi yg terjadi saat itu, tidak terasa dominan tapi penting. Sementara penggambaran Solly sebagai anak penderita autisme pun sangat pas, tidak berlebihan tapi sangat hidup dan nyata. Disini Sandra Brown berhasil memadukan sebuah latar cerita yg kelam dimana rasisme masih sangat kental dengan sebuah kisah cinta yg sendu namun indah.

Siapapun pasti akan terhanyut membaca buku setebal 336 halaman ini. Covernya yg indah pun berhasil memanjakan mata saya. Hanya sayang pemilihan ukuran huruf yg terlalu kecil membuat mata cepat lelah dan kehilangan jejak membaca. Bagaimanapun juga ini adalah karya Sandra Brown dengan rasa beda yg layak dibaca.

Permainan Kotor

No: 012
Judul Asli: Play Dirty
Penulis: Sandra Brown
Alih Bahasa: Julanda Tantani
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cet. 1; November 2011
Ukuran: 648 hlm; 11 x 18 cm
Tgl beli: 08 Des 2011; TM. Bookstore Poins Square
Rating:  2/5

Setelah lima tahun mendekam di penjara, Griff Burkett, mantan gelandang All-Pro dari Dallas Cowboys akhirnya bebas. Ia dipenjara karena terlibat dalam pengaturan poin pertandingan final rugby. Informan FBI pada kasus tersebut ditemukan mati terbunuh dan meskipun polisi berusaha keras menimpakan kesalahan tersebut pada Griff, kurangnya bukti membuat Griff bebas dari tuduhan tersebut. Sekarang Griff berusaha memperbaiki hidupnya, masalahnya 5 tahun bukanlah waktu yg cukup lama bagi warga kota Dallas untuk melupakan penghianatan Griff terhadap tim kesayangan mereka. Kemanapun ia melangkah cacian dan hinaan selalu diperolehnya. Griff harus menahan emosinya kalau tidak ingin kembali ke penjara. Masalah semakin pelik saat seorang polisi bernama Stanley Rodarte, bertekad menemukan bukti keterlibatan Griff dalam pembunuhan informan FBI itu dan mengembalikan Griff ke tempat seharusnya ia berada.

Foster Speakman, pemilik dan CEO SunSouth Airlines dan istrinya, Laura Speakman adalah pasangan yg selalu menimbulkan decak kagum orang-orang disekitarnya. Mereka memiliki smuanya, tampan dan cantik, kaya raya serta sukses. Tapi ada satu hal yg diam-diam mereka impikan, kehadiran seorang anak sebagai pewaris tunggal kekayaan mereka. Orang bilang uang tidak bisa membeli segalanya, tapi nyatanya uang bisa membeli seorang pemain rugby hina yg baru saja keluar dari penjara.

Saat sepertinya semua pintu tertutup bagi Griff, Mr. Speakman, mengundangnya ke rumah untuk membicarakan kesepakatan bisnis yg akan membuatnya jadi jutawan. Syaratnya hanya satu, Griff harus tutup mulut kepada siapapun tentang kesepakatan mereka dan uang sejumlah $ 100.000 akan langsung jadi milik Griff sebagai uang muka dan sisanya sebesar $ 500.000 akan diterima saat kesepakatan berjalan dengan lancar. Tak pernah terpikirkan pekerjaan macam apa yg akan diterimanya dengan bayaran sebesar itu, jadi saat tawaran diungkapkan Griff terhenyak kaget dan tidak percaya. Mulanya Griff berniat menolak, tapi dengan uang sebanyak itu Griff bisa menjalani sisa hidupnya dengan tenang.

Akhirnya Griff menerima tawaran tersebut, namun saat proses berjalan sebuah kejadian pembunuhan lagi-lagi membuatnya terpojok. Bisakah kali ini ia membersihkan namanya dari kasus tersebut dan mampukan Griff menahan hatinya untuk tidak jatuh cinta kepada istri sang jutawan Mr. Speakman?

Mulanya saya pikir novel ini akan menjanjikan mengingat plotnya yg agak berbeda dr novel SB yg lainnya. Tapi setelah beberapa bab saya habiskan saya tidak merasakan adanya ikatan antara pembaca dengan sang jagoan, bahkan saya sempat berfikir klo Griff ini benar-benar manusia rendah. Mungkin ini memang disengaja oleh SB, membuat pembaca benar-benar geram dengan karakter Griff yg seenaknya saja, tidak bermoral, suka berfoya-foya dan tidak pernah belajar dari masa lalunya.

Entah kenapa saya juga sulit berempati dengan penderitaan Laura. Penggambarannya kurang dalam, berkali-kali dia menekankan sangat mencintai suaminya tapi kesan yg saya tangkap hal itu hanya dimulut semata. Kebersamaan mereka berdua terasa kurang layaknya sepasang suami istri atau mungkin memang seperti itu kondisi suami istri yg sama-sama super sibuk? Hambar dan basi ah… saya tak tahu. Dan saat Laura setuju dengan kesepakatan yg dibuat oleh Speakman habislah simpati saya padanya.

Sayangnya, sebagian besar sisa novel ini dan endingnya bisa ditebak dari awal. Isinya adalah jalan berliku yg harus ditempuh dua sejoli baru Griff dan Laura agar bisa bersatu. Speakman sudah pasti harus dihilangkan meskipun cara yg dipilih SB agak maksa menurut saya. Harapan saya supaya bos Vista mendapat porsi lebih banyak dan sedikit menebarkan kekejian ala mafia merekapun tidak terwujud, mereka bertiga terasa hanya seperti penggelap suasana tanpa pernah berhasil mencekam suasana. Peran ini justru dilemparkan kepada Rodarte yg menempel Griff dengan ketat seperti perangko. Tak jelas kenapa Rodarte begitu membenci Griff, tapi yups… SB berhasil membuat saya jijik dgn karakter Rodarte ini.

Secara keseluruhan, novel ini cukup menarik bagi mereka yang menyukai novel romantis. Ceritanya bergulir dengan cepat saking cepatnya jadi terasa sepintas lalu. Ada beberapa typo yg saya temui tp masih bisa diabaikan. Sekilas pandang saya suka dengan covernya, sederhana dan nuansanya gelap. Tapi pas diperhatiin lagi halah… ini kenapa ya desainer covernya make gambar yg begini, agak-agak vulgar. Klo mau ditenteng-tenteng di angkot ato di tempat umum kan malu. Padahal setelah browsing cover aslinya biasa-biasa aja loh. Hah tp karena warnanya gelap tetep suka… tapi ga bisa taro sembarangan yah, ntar dipelototin sayanya.