No: 049
Judul Asli: The Alkemis
Penulis: Paulo Coelho
Desain Sampul: Dina Chandra
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tgl Terbit: Cet. ke-7, Januari 2009
Ukuran: 216 hlm.; 20 cm
Tgl beli: –
ISBN 10: 979-22-1664-2
ISBN 13: 978-979-22-1664-6
Rating: 3/5
I’m under attack. Help me! Gara-gara ngasi rate Sang Alkemis 3/5 saya langsung dibuli oleh @ramundro, @garirakaisambu dan @selebvi hehehe…
Rating yg saya berikan dalam review-review saya mengacu pada rating di websitenya GR jadi bintang 3 itu nggak berarti jelek lho, artinya saya suka dengan buku tersebut tapi ga se-excited kalian. Ga kebayang kalau sampai saya rate 2 ga dibuli lagi sayanya, bisa-bisa udah disate nih 😀
♥♥♥
Ok, jadi sebetulnya buku ini tentang apa?
Buku tipis ini berkisah tentang Santiago, seorang gembala domba yg berkelana mengikuti kata hatinya untuk mengejar mimpinya.
Dua kali sudah Santiago bermimpi tentang harta karun dan Piramida-Piramida Mesir. Seorang perempuan tua yg bisa menafsirkan mimpi meminta Santiago pergi ke Piramida-Piramida Mesir itu untuk menemukan harta karunnya. Santiago merasa kecewa dengan penafsiran tersebut, karena ia tahu ia tak sanggup pergi sejauh itu.
Hingga pada suatu hari, Santiago bertemu dengan seorang laki-laki tua misterius yg mendorongnya untuk mengejar mimpinya itu.
“Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.” – p.31
Santiago menuruti saran laki-laki tua itu, dijualnya semua dombanya dan pergi ke Afrika. Sebuah langkah awal dalam perjalanan panjangnya menembus padang pasir Mesir. Perjalanan yg membawanya bertemu dengan sang Alkemis yg memandunya menemukan harta karun miliknya dan yg mengajarinya tentang jiwa dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan.
“Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?” tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu.
“Sebab, dimana hatimu berada, di situlah hartamu berada.” – p.165
♥♥♥
Buku ini ditulis dengan sangat indah, bagi yg memiliki jiwa puitis pasti akan bilang kalau bahasanya membuai. Sayapun demikian, banyak kalimat dalam buku ini yg segera menjadi favorit saya. Alurnya terasa sedikit lambat tapi karena diselingi oleh percakapan yg sarat akan makna jadi tidak terasa membosankan.
Banyak yg bilang kalau buku ini sangat inspiratif, karena merasa mendapatkan sebuah pencerahan dan semangat baru. Inti ceritanya sangatlah sederhana, jika kamu mempunyai sebuah keinginan yg belum tercapai, berusahalah sekeras mungkin. Jangan ragu-ragu dan jangan biarkan pendapat orang lain menghambatmu. Ikutilah kata hatimu maka niscaya seluruh alam raya akan membantumu.
Saya agak kurang setuju dengan kalimat yg meminta kita untuk selalu mengikuti kata hati. Oke kata hati memang tak pernah menipu, toh memang kata hati itu perwujudan dari nafsu sejati kita kan… tapi tidak berarti kata hati kita selalu benar. Pakai logika dong ah…
Ga usah jauh-jauh deh, coba liat ke sekitar kita. Banyak kan pengemis dan gelandangan di jalanan. Banyak lho dari mereka yg awal mulanya juga menggantung asa setinggi bintang di langit seperti Santiago, menurutkan kata hati untuk berkelana meninggalkan sawah dan ladang di kampungnya. Tapi apa yg mereka dapat? Kenyataan yg pahit dan gak seindah kisah Sang Alkemis. Hidup itu keras dan kejam.
Sekarang mari kita lihat judulnya “Sang Alkemis.” Saya yakin apa yg ada dalam pikiran anda pasti sama dengan saya. Kisah para ahli alkimia, rahasia kehidupan dan cara merubah benda menjadi emas. Kalau itu pikiran anda, maka sama seperti saya anda telah tertipu. Karena buku ini tak hendak bercerita pasal sang alkemis. Peran sang alkemis ini bisa digantikan oleh siapa saja, oleh penyair, pendeta, pengelana atau yg lainnya. Jadi kenapa buku ini diberikan judul “Sang Alkemis?” Karena lebih eye catching, supaya menarik perhatian orang-orang seperti anda dan saya tentunya. Orang-orang yg kepo, pengen cepet kaya dengan cara merubah sebuah benda menjadi emas 😀
Eh senyum-senyum iseng… saya pengen tahu loh, kisah orang-orang yg bilang buku ini sangat inspiratif. Apa pencapaian mereka? Apa perubahan yg mereka rasakan setelah membaca buku ini #plakkk.
Secara keseluruhan, menurut saya buku ini cukup bagus dan lumayan menghibur. Bintang 3 sudah sangat bagus ah.