The Cuckoo’s Calling

Dekut Burung Kukuk

No: 075
Judul : Dekut Burung Kukuk
Judul Asli : The Cuckoo’s Calling
Pengarang : Robert Galbraith
Penerjemah : Siska Yuanita
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cet. 1; Desember 2013
Tebal Buku : 517 hlm
Genre : Misteri Klasik
Rating : 4/5

Akhirnya setelah cukup lama mati suri event BUBARKAN SERAPIUM dibuka kembali. Dan buku pertama yg mendapat kehormatan untuk dibubarkan adalah The Cuckoo’s Calling.

Sebetulnya buku ini nggak (setidaknya saat itu belum) masuk daftar belanja saya bulan Januari kemarin. Meskipun pada saat itu isu bahwa buku ini ditulis oleh J.K. Rowling yg memakai nama samaran sudah mulai berhembus, tidak membuat saya lantas bernafsu untuk memburu buku ini. Dalam membeli buku saya cenderung menuruti kata hati, jadi nama besar bukan jaminan bagi saya 😀

Buku ini bercerita tentang Cormoran Strike (entah kenapa saya selalu membacanya Corcoran), mantan militer yg bekerja sebagai detektif partikelir. Sebagai mantan militer dari kesatuan khusus, ditambah dengan koneksi Strike yg sangat luas, bisa dipastikan jika Strike adalah orang yg cakap dalam pekerjaannya. Tapi entah kenapa kasus yg mendarat di kantor Strike kebanyakan kasus-kasus kelas dua. Tidak adanya klien yg menjanjikan membuat Strike mengalami kesulitan finasial.

Saat John Bristow, kakak angkat Lula Landry, supermodel yg baru-baru ini dinyatakan tewas bunuh diri meminta Strike melakukan investigasi ulang atas kematian adiknya, Strike menerimanya. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Bayaran dari Bristow lebih dari cukup untuk menutupi utang-utangnya, plus jika Strike berhasil, publikasi yg bagus dan gratis bagi biro detektifnya.

Dibantu Robin Ellacott, sekretaris baru sementaranya, Strike melakukan penyelidikan dengan gaya “Old Fashioned”. Mendatangi langsung TKP, mendengarkan keterangan para saksi, mengumpulkan bukti-bukti, menghubungkan fakta-fakta yg ada dan pada akhirnya menarik kesimpulan. Semakin jauh Strike terbenam dalam kasus ini semakin kelam kenyataan yg ditemuinya, dan semakin besar pula bahaya yg harus dihadapinya. Apakah Strike berhasil mengungkap kebenaran di balik kasus ini?

Alur buku ini yg cenderung lambat di awal, membuat buku ini terasa membosankan. Tapi saat memasuki bab keempat (kalau saya tidak salah) buku ini mulai terasa menarik dan ketegangan mulai timbul.

Ending buku ini terasa antiklimaks, kurang nendang kalau kata saya. Tapi angkat jempol untuk twistnya yg berhasil menyesatkan saya. Eh tapi klo baca terus review saya twistnya ga bakalan dapet lagi deh.

Dari segi terjemahan, Siska Yunita cukup berhasil menerjemahkan buku ini. Meskipun ada beberapa terjemahan yg jika dipoles sedikit lagi bisa lebih enak dibacanya. TAPI pertanyaan terbesar saya dalam hal terjemahan hanya satu, kenapa “rambut jembut?”

Belakangan saya baru tahu jika penerbit telah memilih mas M. Aan Mansyur untuk menerjemahkan dua puisi yg ada di awal dan akhir cerita. Keputusan yg tepat. Empat jempol deh untuk terjemahannya yg indah.

Baca ini tapi resiko anda tanggung sendiri

Sayangnya sampai selesai membaca buku ini saya masih tidak mengerti apa alasan Bristow menyewa detektif swasta dan memilih Strike untuk menyelidiki kasus kematian Lula.

1) It’s magic. Strike adalah teman masa kecil Charlie dan saat Bristow mencari detektif swasta di buku kuning, nama Strikelah yg muncul. Non sense. Alasan yg sangat lemah.

2) Ingin menimpakan kesalahan pada pelari yg terlihat di CCTV. Apa untungnya bagi Bristow? Jika polisi sudah menutup kasus ini dan menyatakannya sebagai kasus bunuh diri. Otomatis Bristow akan menjadi pewaris kekayaan ibunya dan Lula.

3) Menemukan surat wasiat Lula. Saat ditelepon, Lula sudah bercerita kalau ia membuat surat wasiat dan menunjuk adiknya sebagai pewaris tunggal. Memangnya Bristow nggak mikir apa yah, jika surat ini ditemukan Bristow bakalan gigit jari dong.

Ketiga poin diatas adalah plot hole yg paling saya rasakan dalam buku ini. MOTIF. Masih ada plot hole lainnya seperti tempat dimana Bristow menemukan surat wasiat Lula. Jika Strike bisa menemukannya disana, jika Lula bisa menyimpan surat wasiatnya disana, kenapa Bristow nggak mikir kesana?

Metamorfosa J.K. Rowling

Kesuksesan Harry Potter telah menetapkan sebuah standar yg cukup tinggi bagi buku-buku bergenre fantasi. Bahkan penulisnya ditasbihkan sebagai penulis cerita fantasi terbaik dan paling terkenal, nama J.K. Rowling lekat dengan cerita Harry Potter. Lantas berhasilkah J.K. Rowling bermetamorfosa dari penulis cerita fantasi menjadi penulis novel kriminal? Jawabannya lumayan.

Nah lho kenapa cuma lumayan? Karena bagi saya pribadi ukuran kesuksesan sebuah buku tidak dilihat dari angka penjualannya, tapi dari kesan yg ditinggalkan oleh buku tersebut. Banyak yg mencoba menghubungkan The Cuckoo’s Calling dengan Harry Potter (misalnya: profil Strike yg mirip dengan Hagrid) tetapi saya merasa Rowling berhasil membangun sebuah cerita yg memiliki nuansa jauh berbeda dengan seri Harry Potter.

Sebagai penulis cerita fantasi, saya angkat jempol buat Rowling. Tapi sebagai penulis cerita misteri, rasa-rasanya Rowling musti memperbanyak referensi *lantas disambit pake sendal kayu*.

Tapi, Rowling berhasil menciptakan karakter baru yg nyebelin sekaligus bikin penasaran. Saya tidak keberatan menunggu sepak terjang Strike & Robin selanjutnya.

Klien

the client

No: 070
Judul: Klien
Judul Asli: The Client
Pengarang: John Grisham
Penerjemah: Hidayat Saleh
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cet. 2; Agustus 1994
Ukuran Buku: 742 hlm; 18 cm
ISBN: 979-605-070-6
Edisi: Bahasa Indonesia
Genre: Fiksi, Legal Thriller
Rating: 4/5

Curiosity killed the cat” sebuah frase yg kurang lebih memiliki arti “keingintahuan bisa membawa seseorang ke dalam situasi berbahaya” sangat cocok untuk buku ini.

The Client adalah buku keempat John Grisham. Tiga buku sebelumnya yaitu: A Time to Kill, The Firm & The Pelican Brief berhasil menjadi best seller dan telah dicetak ulang berkali-kali. Masih bermain-main di ranah hukum, The Client menawarkan sebuah alur yg cukup menarik dengan dua tokoh protagonis yg berhasil menarik simpati para pembacanya.

Mark mengajak adiknya, Ricky, menyelinap ke hutan di belakang “Memphis Trailer Park” tempat mereka tinggal untuk menghisap rokok. Tanpa disengaja mereka menjadi saksi aksi bunuh diri seorang pengacara yg tertekan dan menjadi sedikit gila karena menyimpan sebuah rahasia mengerikan. Sebelum bunuh diri, pria itu sempat mengungkapkan kepada Mark rahasia dimana mayat Boyd, seorang Senator AS yg baru-baru ini terbunuh disembunyikan. Hal ini menyebabkan Mark terjebak diantara aparat negara yg nyaris kehabisan waktu untuk menemukan bukti pembunuhan dan para mafia yg mati-matian berusaha menutupi tindak kejahatan mereka.

Mark Sway, adalah bocah berusia 11 tahun yg berasal dari keluarga yg kurang harmonis. Ayah Mark adalah seorang pecundang yg suka mabuk dan menyiksa mereka. Mark kecil harus melindungi ibu dan adiknya, hingga tanpa disadari ia tumbuh dewasa melebihi usianya. Mark tumbuh menjadi sosok yg bijaksana, cerdas dan pintar bicara.

Satu-satunya orang yg percaya pada Mark hanya Reggie Love, seorang pengacara wanita berusia 52 tahun yg disewa Mark untuk jadi pengacaranya dengan bayaran sebesar 1 dolar. Reggie adalah pengacara baru dan belum lama membuka praktek hukumnya. Kasus yg sering ditangani Reggie adalah kasus yg melibatkan anak-anak.

Hubungan emosionil antara Mark dan Reggie yg dimunculkan sepanjang cerita bergulir menjadi kunci kesuksesan buku ini. Grisham pun berhasil menjaga intensitas ketegangan yg muncul perlahan-lahan hingga akhir cerita. Beberapa joke yg diselipkan juga mampu mencairkan suasana.

Meskipun bergenre Legal Thriller tidak banyak istilah hukum yg digunakan. Istilah yg ada pun cukup familiar dan mudah dipahami. Jika dibandingkan dengan tiga buku sebelumnya, buku ini masih setingkat dibawahnya. Tidak seberat dan seintens yg lainnya tapi tetap menghibur dan sayang untuk dilewatkan.

Ada sebuah kutipan yg berhasil menarik perhatian saya:

“Tidak. Mulai sekarang, kau takkan melakukan hal lain kecuali baca buku.” – Diane Sway (p. 733)

Hohoho momma, anda tidak akan pernah tahu petualangan macam apa yg anda dapatkan dari membaca sebuah buku.

Smash Cut (Dramatis)

No: 066
Judul : Smash Cut (Dramatis)
Pengarang: Sandra Brown
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 15 Maret 2012
Genre Buku: Fiksi – Thriller & Suspense
Ukuran Buku: –
Desain Sampul:
ISBN: 9789792281361
Rating: 4/5

Sandra Brown adalah salah satu penulis favorit saya. Banyak orang yg berpendapat miring soal SB, setiap mendengar namanya mereka selalu berfikir SB adalah Harlequin. Memang sih SB termasuk salah satu penulis Harlequin. Tapi jangan salah, buku-buku SB nggak hanya tentang kisah cinta yg dibumbui adegan hot. Banyak juga buku-buku SB yg bergenre Thriller & Suspense yg tak kalah menariknya. Pssttt… adegan hotnya tetep ada :D.

Jutawan Paul Wheeler tewas terbunuh di dalam lift, disaksikan oleh kekasihnya Julie Ruthledge dan beberapa orang lainnya. Tidak ada yg mempunyai dugaan siapa yg membunuh Paul, karena Paul dikenal sebagai orang yg baik. Namun Julie curiga, dalang dibalik pembunuhan ini adalah Creighton, keponakan Paul.

Pada beberapa kesempatan, Paul sempat mengungkapkan kekhawatirannya soal Creighton pada Julie. Meskipun alibi Creighton kuat dan bukti yg ada justru mengarah pada Julie. Julie bertekat untuk mengungkap aksi kejahatan Creighton dengan cara apapun, bahkan jika perlu ia akan menghancurkan karir Derek, pengacara handal yg disewa ayah Creighton untuk membela anaknya.

Berbeda dengan Paul dan ayah Creighton yg pekerja keras, Creighton adalah anak manja yg hidup bergelimang kemewahan dari orang tuanya. Satu hal yg disukai oleh Creighton adalah nonton film terutama film pembunuhan. Kecintaannya akan film ini membuat Creighton kehilangan orientasi dan sering mencampur adukkan antara kehidupan nyata dan adegan film. Sebuah skenario film yg sadis telah Creighton susun untuk menghadapi perlawanan Julie.

Mampukah Julie mengungkap kejahatan Creighton sekaligus menyelamatkan nyawanya sendiri? Atau justru Creighton dengan otaknya yg sedikit gila justru mampu meloloskan diri dari jeratan hukum?

Berbeda dengan buku-buku SB yg lain, kali ini siapa penjahatnya sudah diketahui dari awal. Meskipun demikian buku ini nggak lantas kehilangan gregetnya. Cukup menarik menyimak sepak terjang Julie untuk mengungkap kejahatan Creighton. Pembunuhan demi pembunuhan yg merupakan potongan adegan film cukup mencekam. Dengan alur cerita yg mengalir dengan lancar membuat saya tidak meletakkan buku ini sebelum selesai. Eh tapi emang klo baca buku SB saya selalu baca sampai habis sih :D.

Saya juga selalu berusaha menebak kira-kira adegan film apa yah yg sedang dilakonkan oleh Creighton. Sayangnya karena referensi saya yg terbatas saya cuma bisa nebak beberapa adegan film. Justru saat adegan film yg menjadi kunci kasus ini saya malah ngeblank… film apaan tuh. Padahal kesan yg saya tangkap dr reaksi Julie dan Derek film itu terkenal sekali lho.

Secara keseluruhan saya suka dengan buku ini, cukuplah mengobati kerinduan saya akan buku-buku SB. Tapinya ada satu hal yg saya rasakan cukup mengganggu, yaitu adegan Julie menjebak Derek di kabin pesawat. Entah kenapa kok saya merasa SB agak kurang smart & smooth kali ini ya. Seharusnya pendekatan Julie terhadap Derek bisalah dengan cara lain, toh kita sudah bisa menduga kemana larinya :D.

 Selain adegan diatas saya juga kurang begitu suka dengan covernya. Meskipun saya yakin desainer covernya berusaha menerjemahkan isi bukunya, yaitu potongan adegan film. Entah kenapa kok terasa maksa yah, palagi slide filmnya itu :(.

Coba bandingkan dengan cover keluaran Hodder Paperbacks disamping, lebih bagus kan. Sosok seorang perempuan yg tergolek lemah tak berdaya dengan sorot mata yg kosong. Entah mati entah masih hidup. Saya juga suka nuansa warna kuningnya yg menyirami tubuh sang perempuan, jadi lebih gimana ya… hmm… jadi lebih kuning gitu *plakkkkkkk*.

♥♥♥

Setelah Julie berjuang mati-matian berusaha membuktikan kejahatan Creighton, sekarang giliran saya untuk mencoba mengungkapkan siapa dalang dibalik bingkisan yg saya terima ini.

Seperti yg pernah saya ungkapkan sebelumnya, ada beberapa petunjuk yg telah saya peroleh. Sekarang tergantung pada otak saya cukup primakah untuk mengungkapnya.

Petunjuk tersebut adalah:
1. Pengirim: As Lond – Balikpapan
2. The Riddle: Jauh itu aku, namun dekat karena buku…
3. Surat perkenalan yg ditulis dengan rapi dalam tulisan perempuan.

Karena saya masih terbilang cupu di BBI saya mencoba ngubek2 data BBI dari sana saya mendapatkan 3 tersangka yaitu:
1. Muthia Faris
2. Made Melani
3. Matris Londa

Sebetulnya kecurigaan saya lebih berat kepada mbak Made Melani, karena selain tinggal di Balikpapan saya liat mbak Made juga sudah membaca buku ini. Tapi saat cross check ke daftar peserta Secret Santa 2012, enath mata saya yg siwer ato gimana, kok saya nggak nemu nama mbak Made ya… berarti dia ga ikut event ini dong 😦

Mbak Matris Londa, sempat menimbulkan kecurigaan saya karena di amplopnya tertulis nama pengirim As Lond – Balikpapan. Tapi dari daftar BBI mbak Matris ini tinggalnya nun jauh di Papua sana. Apakah ini jebakan? Mungkinkah mbak Matris nitip kirim sama saudaranya di Balikpapan. Tapi ada surat perkenalannya tuh? Masa iya didiktein?

Akhirnya saya memutuskan My Secret Santa adalah mbak Muthia Faris. Meskipun mbak Muthe sempet ngetwit klo dia bukan pengirimnya, saya tetep keukeuh kalau Santa saya adalah dia.

Kalau salah mohon dimaafkan, namanya juga detektif amatiran 😀